Senin, 19 Mei 2014

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP DI KELAS VII I SMP NEGERI 1 SINGAPARNA

Oleh : INA GINAYANTI, S.Pd.

Guru SMP Negeri 1 Singaparna


Abstrak. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) digunakan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah pada pelajaran IPA. Penggunaan model tersebut perlu dibuktikan apakah dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa khususnya pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup.  Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus dengan sumber data yang terdiri dari siswa, guru, dokumen dan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada konsep Ciri-ciri Tumbuhan, siswa tampak aktif, mereka mampu bekerja sama dalam kelompok, serta lebih memahami konsep yang ditunjukkan dengan nilai tes  di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Ketuntasan perolehan nilai siswa diambil dari nilai tes untuk siklus I yaitu55% di atas KKM dan meningkat menjadi 76% tuntas pada siklus ke II. Terjadi peningkatan keaktifan dan kekompakan kelompok meskipun tidak signifikan yakni 73% pada siklus 1 menjadi 75% pada siklus 2.

Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran kooperatif tipe NHT


PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.

Banyak persoalan dan kegiatan hidup kita yang berhubungan dengan alam semesta, untuk itu kita perlu mempelajari IPA agar memiliki kemampuan bernalar, yaitu kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis dalam mengkomunikasikan gagasan atau memecahkan masalah.

Ruseffendi E.T (1991, dalam Rahman, 2009  : 9) menyatakan bahwa :

”Pelajaran IPA sangat penting bagi kita baik sebagai ilmu (bagi ilmuwan), sebagai pola berpikir maupun sebagai pembentuk sikap. IPA juga digunakan sebagai alat bantu untuk memahami dan menguasai masalah-masalah lain. IPA bukan pengetahuan yang mandiri yang sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya dapat membantu mencerdaskan siswa dalam memahami dan menguasai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Pelajaran IPA di SMP secara umum memperoleh nilai yang kurang memuaskan, dan para siswa merasa kesulitan untuk menguasai pelajaran tersebut.  Kegagalan para siswa dalam belajar sering dibebankan sepenuhnya kepada guru, namun sebenarnya bukanlah sepenuhnya kesalahan guru semata, melainkan juga kesalahan semua unsur terkait. Ngalim Purwanto (1997, dalam Rahman, 2009 : 10) berpendapat bahwa berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung pada faktor-faktor berikut:

  1. faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual, yang termasuk faktor individual antara lain kematangan, pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi.
  2. faktor yang ada di luar individual yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk faktor ini yaitu keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam mengajar, lingkungan dan motivasi sosial.

Dalam memilih metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, dan materi pembelajaran (kelompok atau individu). Pada dasarnya tidak ada metode pembelajaran yang ampuh, sebab setiap metode pembelajaran yang digunakan tentu memiliki kelebihan atau pun kelemahan. Oleh karena itu dalam pembelajaran hendaknya diupayakan berbagai metode yang dianggap sesuai dengan materi yang diajarkan.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan siklus pertama di kelas VII I SMP Negeri 1 Singparna penulis memperoleh informasi bahwa prestasi belajar IPA belum tercapai. Untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa tentang materi tersebut, penulis melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan judul:

“Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan  Hasil  Belajar Siswa  pada Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup” (Studi Kasus Kelas  7 I  SMP Negeri  1 Singaparna Tahun Pelajaran 2011-2012).

  1.  2.  Rumusan Masalah

Apakah Penggunaan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup?

  1.   3.  Tujuan dan Manfaat Penelitian

Meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa, mendapat layanan pembelajaran yang lebih komunikatif  dalam

memahami konsep ciri-ciri makhluk hidup.

2. Guru, sebagai perbaikan pembelajaran.

3. Sekolah, memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa di sekolah.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini mengacu pada model pembelajaran NHTAdapun langkah-langkah pembelajaran NHT adalah:

a. Pendahuluan

Fase 1: Persiapan

1) Guru melakukan apersepsi

2) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran NHT

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4) Guru memberikan motivasi

b. Kegiatan inti

Fase 2: Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT

Tahap pertama

1) Penomoran: Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 6

orang dan kepada setiap anggota diberi nomor 1-6

2) Siswa bergabung dengan anggotanya masing-masing

Tahap kedua

Mengajukan pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan berupa tugas untuk

mengerjakan soal-soal di LKS

Tahap ketiga

Berpikir bersama: Siswa berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya

terhadap jawaban pertanyaan dalam LKS tersebut dan meyakinkan tiap

anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut

Tahap keempat

1)      Menjawab: Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa

yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk

menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

untuk seluruh kelas.

Kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap

hasil diskusi kelompok tersebut.

2)      Guru mengamati hasil yang diperoleh masing-masing kelompok dan

memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik.

Guru memberikan soal latihan sebagai pemantapan terhadap hasil dari

pengerjaan LKS.

c. Penutup

Fase 3: penutup

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

2) Guru memberikan tugas rumah

3) Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah

diajarkan

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII I SMPN 1 Singaparna tahun pelajaran 2011-2012 yang terdiri dari 33 siswa, lokasi penelitian di kelas VII I dengan waktu penelitian  Januari sampai dengan Maret 2012.

Prosedur pelaksanaan tindakan pada penelitian ini meliputi Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Refleksi. Perencanaan dilakukan oleh guru yang terdiri dari: penetapan tingkat kesukaran dan kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa, pembuatan RPP  serta melengkapi media pembelajaran, membuat lembar observasi, serta mendesain alat evaluasi. Pelaksanaan Tindakan merupakan kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Observasi dilaksanakan terhadap pelaksanaan pembelajaran sebelum dan setelah pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pada tahap refleksi, data-data dari hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil analisis tersebut, guru dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sehingga dapat dipergunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

Sumber data terdiri dari: siswa, guru, dokumen dan proses pembelajaran. Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif  dan kuantitatif. Data kualitatif   meliputi  Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Hasil Observasi.   Adapun data  kuantitatif yang diambil adalah  nilai tes siswa.

Indikator keberhasilan penelitian ini yaitu apabila guru dapat menerapkan pembelajaran Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan metode NHT yang ditandai dengan siswa memberi respon positif, siswa tampak aktif, siswa mampu bekerja sama dalam kelompok , serta nilai tes untuk siswa menunjukkan angka di atas Kriteria Ketuntasan Minimal.

C. Data Hasil Penelitian

Hasil belajar siswa kelas VII I yang diperoleh melalui tes individu pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dengan menggunakan model kooperatif  tipe NHTuntuk dua siklus dapat disajikan melalui tabel berikut:

DAFTAR NILAI TES AKHIR SIKLUS I DAN II
KONSEP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
KELAS VII I SMPN 1 SINGAPARNA
TAHUN PELAJARAN 2011-2012

NO.
NAMA
NILAI
Siklus I
Siklus II
Rata-rata
1
Aditia
80
88
84
2
Ageng
80
85
82.5
3
Ai Dewi
80
96
88
4
Ai Nurjanah
70
92
81
5
Andre
50
58
54
6
Alvin
70
70
70
7
Azi
80
85
82.5
8
Dea
50
70
60
9
Dede
60
92
76
10
Desti
70
88
79
11
Fahmi
80
88
84
12
Fahrudin
70
88
79
13
Fiqri
80
85
82.5
14
Hani
80
92
86
15
Hildayanti
70
85
77.5
16
Ika
60
88
74
17
Ilham
90
88
89
18
Irpan
80
85
80
19
Kareka
70
92
81
20
Kukuh
60
73
66.5
21
Lisa
80
85
82.5
22
Moh. Risky
90
61
75.5
23
Muh. Erza
80
88
84
24
Muh. Arif
80
73
76.5
25
Nadya
50
81
77.17
26
Nur Mufidah
60
88
74
27
Ranni
80
88
84
28
Reski
80
92
86
29
Santoso
80
70
80
30
Sela
80
77
78.5
31
Tsania
70
73
71.5
32
Wini
90
77
83.5
33
Yoga
70
88
79

JUMLAH
2640
2980
-

RATA-RATA
73.33
82.75
-

TERTINGGI
90
92
89

TERENDAH
50
58
54

KKM IPA kelas VII SMP Negeri 1 Singaparna tahun pelajaran 2011/2012 ditetapkan pada angka 75. Ketuntasan perolehan nilai siswa dilihat dari KKM.

D. Pembahasan

Dari hasil data di atas, diketahui bahwa ada perubahan dan atau peningkatan dalam perolehan nilai rata-rata pada siklus II jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Hal ini dimungkinkan karena adanya perbedaan strategi mengajar.  Pada siklus I pembentukan kelompok siswa ditentukan secara acak sepenuhnya, akan tetapi pada siklus II pembentukan kelompok ditentukan terlebih dahulu oleh guru berdasar pada kemampuan (prestasi) siswa.   Siswa-siswa  yang  dianggap  memiliki   kemampuan   (prestasi)  lebih  menonjol  di  kelas  tersebut  dipisahkan

terlebih dahulu sebanyak jumlah kelompok, selanjutnya siswa-siswa yang lain ditentukan (dipilih) tetap secara acak seperti pada siklus I.

Selain berdasarkan  nilai hasil evaluasi, jika dilihat dari hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa, diperoleh data bahwa sebanyak 27 orang siswa (sekitar 82 %) mengatakan merasa berkesan dengan model belajar kelompok tipe NHT, karena dapat mengembangkan pola pikir sehingga ingin materi lain diajarkan dengan model seperti ini,  sedangkan sisanya 4 orang siswa (12 %) masih merasa kurang rasa percaya dirinya terutama pada saat harus menjawab pertanyaan, dan 2 orang siswa (6  %) masih dianggap pasif.

Hal yang perlu diperhatikan berdasarkan data hasil penelitian di atas, meskipun terdapat peningkatan secara keseluruhan dalam hal prestasi, namun penulis menemukan suatu fakta di lapangan. Fakta yang dimaksud adalah ditemukannya dua orang siswa yang masih kurang tereksplor potensinya ketika belajar di dalam kelompok. Perlu kiranya diberikan pemahaman yang lebih bagi siswa-siswa tersebut supaya keberaniannya lebih muncul pada saat belajar kelompok.

E. Kesimpulan dan Saran

1.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada konsep ciri-ciri makhluk hidup.

2.    Saran

Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah:

  1. Untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe NHT diperlukan persiapan khusus dalam merencanakan waktu dan memilih materi yang akan diajarkan sehingga dengan perencanaan yang seksama dapat lebih mengefektifkan waktu yang digunakan dan  materi yang disampaikan dapat lebih mudah diserap oleh siswa.
  2. Pembelajaran kooperatif tipe NHT perlu dikembangkan dan diterapkan karena pembelajaran tersebut dapat meningkatkaan aspek kemampuan  siswa dalam memahami suatu konsep melalui pembelajaran kelompok.



DAFTAR PUSTAKA



Abdul Majid (2008), Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Fitri Rohani (2009), Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model NHT untuk  

              Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII D SMP Negeri 3

              Sawit Boyolali Tahun  Ajaran 2008/2009 (Skripsi),Surakarta: UMS.



Noor Azizah (2007), Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

              NHT dengan Pemanfaatan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi

              Datar (Skripsi), Semarang.

Nuryani (2005), Strategi Belajar Mengajar Biologi, UM Press.

Rahman (2009) Penggunaan Metode Variasi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

               Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi dan Penyakit yang

               berhubungan dengan Sistem Reproduksi pada Manusia (PTK), Cirebon.



Rochiati Wiriaatmadja (2008), Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Saktiyono (2007), IPA Biologi 1, Jakarta: Esis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar